Kebutuhan dokter spesialis bedah anak, masih jauh dari kata cukup untuk melayani kebutuhan kesehatan anak. Hal ini terungkap saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas)Pengurus Pusat Perkumpulan Bedah Anak Indonesia (PERBANI). Rakernas diikuti perwakilan 9 cabang Perbani dan pelantikan Pengurus Pusat oleh PB IDI.

Sembilan cabang Perbani yang hadir berasal dari cabang Sumatera bagian Utara, cabang Sumatera bagian tengah dan dan Kepri, cabang Sumatera bagian Selatan, cabang Jakarta Raya, cabang Jawa Barat dan Banten, cabang Jawa Tengah dan DIY, cabang Jawa Timur Bali Nusa Tenggara, cabang Kalimantan, dan cabang Indonesia Timur. Ketua PP Perbani terpilih, dr. I Made Darmajaya, SpBA, Subsp.D.A.(K). menyatakan bahwa dari 150 an anggota yang tersebar di seluruh Indonesia siap untuk melayani anak anak Indonesia, mulai usia 0 hari sampai 18 tahun yang membutuhkan tindakan pembedahan. Pelayanan seperti kasus kelainan bawaan lahir (kongenital), seperti atresia ani (lahir tanpa anus), sumbatan saluran pencernaan dan lain lain, sampai kasus kasus khusus seperti pemisahan kembar siam dan transplantasi hati pada anak.

Bacaan allahummaghfirlaha warhamha waafihi wafuanha Arti, Arab dan Latin : Doa Orang Meninggal Bangkapos.com Viral Penangkapan Ammar Zoni Gegara Narkoba, Irish Bella: Tuh kan Benar Survei Elektabilitas Capres 2024 Bulan Desember di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat Halaman 4

Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel Darmajaya menekankan, kebutuhan dokter spesialis bedah anak, masih jauh dari kata cukup. Oleh karena itu diperlukan percepatan jumlah spesialis bedah anak dan pusat pusat pendidikan spesialis bedah anak di seluruh Indonesia.

Langkah itu diharapkan pada tahun 2030 nanti, angka jumlah spesialis bedah anak di seluruh Indonesia sudah bisa mencapai 250 dokter bedah anak. Sekretaris Umum Perbani dr. Kurniawan Oki, SpBA, Subsp.U.A.(K)j uga menyatakan dibutuhkan peran serta pemerintah untuk ikut menyiapkan aturan perundang undangan yang membantu ketersediaan ahli bedah anak terutama yang akan bertugas di daerah daerah terpencil. Termasuk penyediaan infrastruktur yang akan mendukung para spesialis bedah anak ini melayani anak anak Indonesia yang membutuhkan tindakan pembedahan.

"Di sisi lain, perlu juga ada payung hukum yang dapat melindungi setiap spesialis bedah anak yang bekerja, sehingga segala tindakan yang dilakukan sepanjang sesuai dengan kompetensi dan keilmuan, tidak menjadi bumerang bagi para spesialis bedah anak," ujar dr Kurniawan Oki. Rakernas I Perbani dihadiri pengurus PB IDI diwakili dr. Diah Agustina Waluyo sebagai Sekretaris MPPK IDI, Wakil Ketua Umim PP IAUI (Ikatan Ahli Urologi Indonesia) Prof. Dr. dr. Ponco Birowo, SpU(K), serta dr Rino Meridian, SpB, Subsp.BVE (K) dari PESBEVI (Perkumpulan Dokter Spesialis Bedah Vaskuler Indonesia) dan beberapa undangan lainnya. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *