Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan jika Hepatitis B banyak ditularkan Ibu ke Anak. Temuan tentang Hepatitis B banyak ditularkan dari Ibu ke Anak disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi. Dokter Imran Pambudi menuturkan hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak.
Penularan tersebut yang memungkinkan terjadinya hepatitis B yang kronis. Mengutip laman Sehat Negeriku Kemenkes , penularan hepatitis B dari ibu ke anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Dari data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1 persen atau sekitar 18 juta penduduk Indonesia.
Beda Nasib Kiki dan Belinda Usai MasterChef Indonesia 11, Chef Murid Juna dan Renatta Buat Pengakuan Halaman 4 Berapa Lama Harus Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan? Video PM Inggris Rishi Sunak Dipermalukan dengan Pertanyaan Hadiah Natal untuk Anak anak Gaza
22 Desember 2023 Debat Capres Cawapres 2024 Kedua, Ini Temanya Aktivis HAM Belanda Minta Pemerintah Belanda Memblokir Ekspor Suku Cadang Pesawat F 35 ke Israel Dari hasil pemeriksaan Kemenkes, bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90 persen – 95 persen berkembang menjadi hepatitis B kronis.
Sementara yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang mengalami infeksi kronis. Hal itulah yang memperkuat pernyataan bahwa Hepatitis B dapat ditularkan Ibu ke Anak. Karena transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak berkontribusi sekitar 50% dari beban penyakit hepatitis B secara global.
Kemenkes menghimbau kepada ibu hamil untuk segera tes hepatitis ke fasilitas kesehatan agar bisa mencegah terjadinya penularan hepatitis ke anak. Himbauan tersebut selaras dengan upaya pemerintah dalam mencegah penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak. Pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan pada ibu hamil di antaranya melalui tes hepatitis dan vaksinasi.
Kemenkes sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi hepatitis B, antara lain melakukan pemberian vaksin hepatitis B dosis 1 pada bayi baru lahir usia 0 atau kurang dari 24 jam. Kemudian dilanjutkan dengan vaksinasi hepatitis B dosis selanjutnya sesuai dengan program imunisasi nasional. Sebelumnya pada tahun 2022 lalu, Kemenkes juga telah melakukan pemeriksaan hepatitis B pada semua ibu hamil.
Pemeriksaan hepatitis B dilakukan kepada ibu hamil di 489 kabupaten/kota dengan jumlah ibu hamil yang diperiksa melebihi 3,2 juta orang. Selain itu Kemenkes juga memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B. Pemberian obat antivirus ini sudah dilakukan sejak 2022, dan saat ini tengah dilakukan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.
Dalam konferensi pers Hari Hepatitis Sedunia, pada Rabu (26/7/2023), dr. Imran menyampaikan beberapa upaya pemerintah dalam mencegah penularan Hepatitis B. Yakni penerapan PHBS (pola hidup bersih dan sehat). Adapun langkah mencegah paparan virus Hepatitis B, mengutip dari laman promkes.kemkes.go.id , sebagai berikut.
Proses pencegahan hepatitis B adalah dengan vaksin. Vaksin hepatitis B di Indonesia termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia satu bulan, dan saat anak berusia 3 6 bulan.
Pemberian vaksin ini juga dianjurkan untuk mereka yang berisiko tinggi tertular hepatitis B, seperti: Orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual. Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan pengguna obat suntik.
Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis B. Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B. Penderita penyakit hati kronis.
Penderita penyakit ginjal. Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu mengidap penyakit ini, bayinya dapat menerima vaksin pada saat lahir (12 jam setelah persalinan) untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi.
1. Berhenti atau jangan menggunakan obat obatan terlarang. 2. Hindari berbagi penggunaan barang seperti sikat gigi, anting anting, serta alat cukur. 3. Waspadalah saat ingin menindik dan menato tubuh.
4. Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali yakin jika pasangan tidak memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin menular lainnya. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.