Kekhawatiran akan bahaya senyawa Bisphenol A atau BPA terhadap potensi dampak kesehatan terus menjadi perhatian masyarakat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association pada September 2012 lalu menunjukkan adanya korelasi antara kadar BPA yang tinggi pada urin anak anak dan remaja dengan peningkatan kemungkinan obesitas. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari New York University School of Medicine dengan melibatkan 2.838 partisipan berusia antara 6 hingga 19 tahun. Ukuran sampel juga dinilai besar dan beragam yang mewakili populasi Amerika Serikat.

Sejak diterbitkannya studi tersebut, pembicaraan seputar potensi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan BPA di Amerika Serikat dan kemudian di banyak negara di dunia pun makin intensif dibicarakan. BPA sendiri merupakan bahan kimia yang umum ditemukan dalam plastik keras (polikarbonat) dan resin epoksi pelapis kaleng kemasan pangan. Senyawa ini diketahui mudah larut ke dalam cairan yang bersentuhan dengannya. Hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan karena bahan kimia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi cairan yang diwadahi dalam kemasan mengandung BPA.

Terduga Pelaku Pembuang Bayi di Masjid Milik PT Kahatex Sumedang Terekam CCTV SEDANG BERLANGSUNG Link Live Streaming PSG vs Borussia Dortmund, Link Live Liga Champions Xavi Naksir Titisan Messi, Barcelona Terancam Dipaksa Bayar Rp 850 Miliar Bolasport.com

Link Live Streaming PSG vs Strasbourg Liga Prancis Ligue 1 2023 Sabtu 21 Oktober 2023 Jam 10 Malam Detik detik Kecelakaan Maut di Tol Cipali yang Menewaskan 12 Penumpang, Bus Hendak ke Luar Tol Ligue 1 2023 Brest Vs PSG: Prediksi, Head to Head, Link Live Streaming Siaran Bein Sports

Jelang Tutup Tahun NHK Launching Helm Baru N 1 Max dan Elite Harga Dibawah Rp 500 Ribuan Motorplus Wirang Birawa Bicara Perselingkuhan Artis Berinisial RI Sonya Lunder, seorang analis riset senior dari Environmental Working Group (EWG), menekankan bahwa penelitian tersebut menunjukkan peran potensial BPA dalam krisis obesitas pada anak yang terus meningkat di Amerika menjadi sebuah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang serius.

Meskipun banyak faktor yang berkontribusi terhadap epidemi obesitas pada anak, Lunder mengusulkan agar FDA (badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat) dapat mengambil tindakan segera untuk mengatasi salah satu penyebabnya, yakni BPA. Dia menyarankan akan pelarangan penuh BPA dari sistem pangan nasional di Amerika, dimulai dengan susu formula bayi, sehingga ini dapat membantu meringankan masalah kesehatan. Dalam sebuah perkembangan yang signifikan, FDA telah mengumumkan pada Juli 2011 bahwa bisfenol A (BPA) tidak lagi diizinkan dalam botol bayi, gelas plastik keras, dan kaleng susu formula. Namun, langkah ini dianggap memiliki dampak yang terbatas pada kesehatan anak anak.

Sebelum ada keputusan FDA, protes publik dan undang undang tingkat negara bagian (antara lain di negara bagian California) telah mengarah kepada penghapusan BPA dari seluruh kemasan pangan. Jadi, meskipun keputusan FDA merupakan langkah positif, keputusan tersebut dianggap EWG belum cukup. Meskipun BPA telah dihapuskan dari produk produk tertentu, sumber utama paparan BPA bagi sebagian besar orang Amerika masih berasal dari kemasan pangan mereka. Secara khusus, lapisan epoksi yang digunakan untuk melapisi kaleng susu formula bayi dan sebagian besar kaleng makanan dan minuman aluminium lainnya yang dijual di Amerika Serikat mengandung BPA.

Ini berarti meskipun telah ada upaya untuk membatasi BPA pada barang barang tertentu, paparan yang lebih luas melalui kemasan pangan tetap menjadi perhatian yang signifikan. Hubungan antara BPA dan obesitas menyoroti masalah kesehatan masyarakat yang mendesak. Di antara masalah kesehatan yang disoroti oleh penelitian ini adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes, yang keduanya memiliki implikasi substansial bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga mengindikasikan adanya hubungan potensial antara paparan BPA dan masalah kesuburan pada pria dan wanita, serta sindrom ovarium polikistik.

Temuan temuan ini menggarisbawahi urgensi penelitian lebih lanjut dan langkah langkah regulasi untuk mengatasi potensi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh BPA. Semenatara itu, BPA di Indonesia ditemukan pada galon pakai ulang produk air minum dalam kemasan (AMDK). Zat ini berfungsi untuk mengeraskan plastik. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia sudah merancang peraturan yang akan mewajibkan produsen AMDK untuk melabeli galon galon mereka dengan label “Berpotensi Mengandung BPA”.

Sayangnya, rancangan peraturan itu tak kunjung ditetapkan karena terdapat perlawanan dari pihak pihak tertentu termasuk industri AMDK yang diwakili oleh asosiasi produsen. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *